Header Ads Widget

Quran Recitation Surah An-Nisa : 37 : الَّذينَ يَبخَلونَ وَيَأمُرونَ النّاسَ بِالبُخلِ وَيَكتُمونَ ما ءاتىٰهُمُ اللَّهُ مِن فَضلِهِ وَأَعتَدنا لِلكٰفِرينَ عَذابًا مُهينًا : (yaitu) Orang-orang Yang Kikir, Dan Menyuruh Orang Lain Berbuat Kikir, Dan Menyembunyikan Karunia Allah Yang Telah Diberikan-Nya Kepada Mereka. Dan Kami Telah Menyediakan Untuk Orang-orang Kafir Siksa Yang Menghinakan.

Daftar Isi [Tutup]

    Surah An-Nisa: 37: Mengutuk Sifat Kikir dan Menyembunyikan Berkah Allah

    Surah An-Nisa, ayat 37, menyoroti sifat kikir yang tercela dan dampak buruknya bagi individu maupun masyarakat. Ayat ini mengutuk mereka yang menahan harta kekayaan mereka dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama, serta menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan kepada mereka.

    Definisi Kikir

    Kikir adalah sifat buruk yang ditandai dengan keengganan yang berlebihan untuk membelanjakan uang atau berbagi harta. Orang kikir cenderung sangat hemat dan menimbun kekayaan mereka, bahkan ketika mereka memiliki sarana untuk memberikannya. Sifat ini berlawanan dengan kedermawanan dan kasih sayang, yang merupakan sifat terpuji dalam Islam.

    Konsekuensi Kikir

    Ayat tersebut memperingatkan konsekuensi mengerikan bagi orang-orang kikir. Allah SWT menyatakan bahwa mereka akan menerima "siksa yang menghinakan." Hukuman ini tidak hanya berlaku di akhirat, tetapi juga dapat bermanifestasi di dunia ini dalam bentuk isolasi sosial, kemiskinan, dan ketidakbahagiaan.

    Selain itu, kikir dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ketika orang menahan kekayaan mereka, mereka mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, yang dapat menyebabkan penurunan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan.

    Menyembunyikan Berkah Allah

    Ayat tersebut juga mengutuk mereka yang menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan kepada mereka. Ini dapat merujuk pada kekayaan materi, bakat, atau pengetahuan. Menyembunyikan berkah ini adalah bentuk kesombongan dan ketamakan, dan hal itu mencegah orang lain mendapat manfaat darinya.

    Dalam konteks keagamaan, menyembunyikan pengetahuan tentang Islam atau menolak untuk berbagi ajarannya juga dianggap sebagai bentuk kikir. Ini karena pengetahuan dan bimbingan agama sangat berharga dan harus dibagikan dengan orang lain agar mereka dapat memperoleh manfaat darinya.

    Kewajiban Bersedekah

    Islam sangat menekankan pentingnya bersedekah dan membantu mereka yang membutuhkan. Bersedekah adalah salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Sedekah tidak hanya membersihkan kekayaan, tetapi juga memurnikan jiwa dan mendekatkan seseorang kepada Allah SWT.

    Ayat ini mengingatkan kita bahwa kekayaan yang kita miliki bukanlah milik kita sendiri, tetapi merupakan amanah dari Allah SWT. Kita adalah penjaga kekayaan ini, dan kita bertanggung jawab untuk menggunakannya dengan bijak dan membantu mereka yang membutuhkan.

    Sifat yang Terpuji

    Sebagai kontras dengan sifat kikir, Islam mendorong kita untuk mengembangkan sifat-sifat yang terpuji, seperti kedermawanan, kasih sayang, dan berbagi. Sifat-sifat ini tidak hanya bermanfaat bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

    Orang yang dermawan dihargai dalam masyarakat karena kemurahan hati dan kesediaan mereka untuk membantu orang lain. Mereka menciptakan lingkungan yang positif dan penuh kasih sayang, di mana orang-orang saling mendukung dan saling membantu.

    Kesimpulan

    Surah An-Nisa: 37 mengutuk sifat kikir dan menyembunyikan berkah Allah. Sifat-sifat ini tercela dan memiliki konsekuensi negatif bagi individu maupun masyarakat. Islam menekankan pentingnya bersedekah dan membantu mereka yang membutuhkan, dan mendorong kita untuk mengembangkan sifat-sifat yang terpuji, seperti kedermawanan dan kasih sayang. Dengan menghindari sifat kikir dan merangkul kedermawanan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan penuh kasih sayang.

    Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Surah An-Nisa: 37

    1. Apa yang dimaksud dengan kekikiran dalam ayat ini?

    Kekikiran dalam ayat ini merujuk pada perilaku menahan harta atau sumber daya yang dimiliki seseorang dari mereka yang berhak menerimanya, meskipun ia mampu memberikannya. Ini menunjukkan sikap egois dan tidak mau berbagi, yang bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kedermawanan dan saling membantu.

    2. Mengapa orang yang kikir juga menyuruh orang lain berbuat kikir?

    Orang yang kikir seringkali berusaha membenarkan perilaku mereka dengan mencoba mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dengan menyuruh orang lain berbuat kikir, mereka dapat merasa lebih nyaman dengan perilaku mereka sendiri dan mengurangi rasa bersalah yang mungkin mereka rasakan.

    3. Apa yang dimaksud dengan "menyembunyikan karunia Allah"?

    Menyembunyikan karunia Allah merujuk pada tindakan menyembunyikan atau tidak mengakui berkah dan nikmat yang telah diberikan Allah kepada seseorang. Ini dapat mencakup menyembunyikan kekayaan, pengetahuan, atau bakat dari orang lain, atau tidak bersyukur atas apa yang dimiliki.

    4. Mengapa menyembunyikan karunia Allah dianggap sebagai perilaku yang tercela?

    Menyembunyikan karunia Allah dianggap tercela karena itu menunjukkan kurangnya rasa syukur dan pengakuan atas berkah yang telah diterima. Ini juga dapat menimbulkan rasa iri dan kebencian di antara orang lain yang tidak memiliki berkah yang sama.

    5. Apa yang dimaksud dengan "siksa yang menghinakan"?

    Siksa yang menghinakan merujuk pada hukuman yang akan diterima oleh orang-orang kafir, yaitu mereka yang tidak percaya kepada Allah dan ajaran-ajaran-Nya. Hukuman ini akan menjadi penghinaan dan penghinaan yang berat, baik di dunia ini maupun di akhirat.

    6. Mengapa orang kafir akan menerima siksa yang menghinakan?

    Orang kafir akan menerima siksa yang menghinakan karena mereka telah menolak kebenaran dan menolak untuk mengikuti jalan Allah. Mereka telah memilih untuk hidup dalam kesesatan dan ketidakpercayaan, dan karenanya pantas menerima hukuman yang sesuai.

    7. Apa pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini?

    Ayat ini mengajarkan beberapa pelajaran penting, antara lain:

    • Pentingnya kedermawanan dan saling membantu.
    • Bahaya dari kekikiran dan menyembunyikan karunia Allah.
    • Konsekuensi serius dari penolakan terhadap iman dan ajaran Islam.
    • Pentingnya bersyukur atas berkah yang telah diterima.

    8. Bagaimana kita dapat menerapkan ajaran ayat ini dalam kehidupan kita?

    Kita dapat menerapkan ajaran ayat ini dalam kehidupan kita dengan:

    • Bersikap dermawan dan membantu mereka yang membutuhkan.
    • Menolak kekikiran dan keinginan untuk menimbun kekayaan.
    • Bersyukur atas berkah yang kita miliki dan membagikannya dengan orang lain.
    • Beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran-ajaran-Nya.

    Post a Comment

    0 Comments