Header Ads Widget

Quran Recitation Surah An-Nisa : 94 : يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا إِذا ضَرَبتُم فى سَبيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنوا وَلا تَقولوا لِمَن أَلقىٰ إِلَيكُمُ السَّلٰمَ لَستَ مُؤمِنًا تَبتَغونَ عَرَضَ الحَيوٰةِ الدُّنيا فَعِندَ اللَّهِ مَغانِمُ كَثيرَةٌ كَذٰلِكَ كُنتُم مِن قَبلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيكُم فَتَبَيَّنوا إِنَّ اللَّهَ كانَ بِما تَعمَلونَ خَبيرًا : Hai Orang-orang Yang Beriman, Apabila Kamu Pergi (berperang) Di Jalan Allah, Maka Telitilah Dan Janganlah Kamu Mengatakan Kepada Orang Yang Mengucapkan "salam" Kepadamu: "Kamu Bukan Seorang Mukmin" (lalu Kamu Membunuhnya), Dengan Maksud Mencari Harta Benda Kehidupan Di Dunia, Karena Di Sisi Allah Ada Harta Yang Banyak. Begitu Jugalah Keadaan Kamu Dahulu, Lalu Allah Menganugerahkan Nikmat-Nya Atas Kamu, Maka Telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Apa Yang Kamu Kerjakan.

Daftar Isi [Tutup]

    Surah An-Nisa Ayat 94: Perintah Teliti dan Hindari Fitnah dalam Berperang

    Dalam Surah An-Nisa ayat 94, Allah SWT memberikan perintah tegas kepada kaum mukmin untuk senantiasa bersikap teliti dan waspada saat berjihad di jalan-Nya. Ayat ini menjadi landasan penting dalam etika perang Islam, yang mengedepankan prinsip keadilan, kemanusiaan, dan menghindari fitnah.

    Perintah Bersikap Teliti

    "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah…"

    Ayat ini mengawali dengan perintah untuk bersikap teliti dalam berperang. Kata "telitilah" (fata bayyanu) mengandung makna untuk memastikan dengan jelas situasi dan kondisi sebelum mengambil tindakan. Kaum mukmin diwajibkan untuk mengumpulkan informasi yang akurat, menganalisis keadaan dengan cermat, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.

    Telitilah identitas musuh, jangan sampai salah sasaran. Pastikan bahwa mereka memang musuh yang harus diperangi, bukan orang yang tidak bersalah. Telitilah juga situasi medan perang, kekuatan lawan, dan strategi yang akan diambil. Dengan bersikap teliti, kaum mukmin dapat meminimalisir kesalahan dan kerugian yang tidak perlu.

    Larangan Memfitnah Orang yang Mengucapkan Salam

    "…dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’ kepadamu: ‘Kamu bukan seorang mukmin’ (lalu kamu membunuhnya)…"

    Ayat ini melanjutkan dengan melarang kaum mukmin untuk memfitnah orang yang mengucapkan salam kepada mereka. Salam adalah ucapan yang menunjukkan perdamaian dan penghormatan. Memfitnah orang yang mengucapkan salam dengan menuduhnya sebagai orang kafir merupakan perbuatan yang sangat keji.

    Larangan ini ditegaskan dengan alasan yang sangat kuat, yaitu mencari harta benda kehidupan dunia. Perang di jalan Allah tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk merampas harta orang lain atau mencari keuntungan pribadi. Harta yang sesungguhnya berada di sisi Allah, bukan di tangan manusia.

    Pengingat Pertolongan Allah

    "…karena di sisi Allah ada harta yang banyak…"

    Allah SWT mengingatkan kaum mukmin bahwa pertolongan dan karunia-Nya sangatlah besar. Sebelumnya, mereka berada dalam keadaan lemah dan teraniaya. Namun, Allah menganugerahkan nikmat kemenangan dan kejayaan kepada mereka. Oleh karena itu, mereka harus bersyukur dan tidak tergiur oleh harta benda duniawi.

    Penutup

    Ayat ini diakhiri dengan penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan manusia. Allah mengetahui setiap niat, tindakan, dan perkataan kita. Oleh karena itu, kaum mukmin harus selalu berhati-hati dan bertanggung jawab dalam berperang. Mereka harus menghindari fitnah, kezaliman, dan segala bentuk perbuatan tercela.

    Surah An-Nisa ayat 94 merupakan pedoman penting dalam etika perang Islam. Ayat ini mengajarkan kaum mukmin untuk bersikap teliti, menghindari fitnah, dan selalu bersyukur atas pertolongan Allah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, perang di jalan Allah akan menjadi sarana untuk menegakkan keadilan, melindungi yang lemah, dan menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang bermartabat dan penuh rahmat.

    FAQs tentang Surah An-Nisa Ayat 94

    Pertanyaan: Apa arti dari "فتبينوا" dalam ayat ini?

    Jawaban: Kata "فتبينوا" berarti "telitilah" atau "pastikanlah". Ayat ini menekankan pentingnya berhati-hati dan memastikan kebenaran sebelum mengambil tindakan.

    Pertanyaan: Mengapa kita diperintahkan untuk tidak mengatakan "Kamu bukan seorang mukmin" kepada orang yang mengucapkan salam?

    Jawaban: Karena mengucapkan salam adalah tanda perdamaian dan persahabatan. Menuduh seseorang sebagai kafir hanya karena mereka mengucapkan salam adalah tindakan yang tidak berdasar dan dapat menyebabkan pertumpahan darah yang tidak perlu.

    Pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan "عرض الحيوة الدنيا" dalam ayat ini?

    Jawaban: "عرض الحيوة الدنيا" mengacu pada keuntungan atau kesenangan duniawi, seperti harta benda atau status sosial. Ayat ini memperingatkan kita untuk tidak memprioritaskan keuntungan duniawi di atas prinsip-prinsip agama.

    Pertanyaan: Bagaimana ayat ini terkait dengan keadaan umat Islam di masa lalu?

    Jawaban: Ayat ini merujuk pada masa ketika beberapa umat Islam membunuh orang yang mengucapkan salam karena mereka menganggap orang tersebut bukan mukmin. Allah mengutuk tindakan ini dan mengingatkan umat Islam bahwa Dia telah menganugerahkan nikmat-Nya kepada mereka dengan membimbing mereka ke jalan yang benar.

    Pertanyaan: Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini?

    Jawaban: Ayat ini mengajarkan kita beberapa pelajaran penting, antara lain:

    • Pentingnya berhati-hati dan memastikan kebenaran sebelum mengambil tindakan.
    • Kita harus menghindari menuduh orang lain sebagai kafir tanpa bukti yang jelas.
    • Kita harus memprioritaskan prinsip-prinsip agama di atas keuntungan duniawi.
    • Allah Maha Mengetahui semua tindakan kita dan akan meminta pertanggungjawaban kita atasnya.

    Pertanyaan: Bagaimana kita dapat menerapkan ajaran ayat ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

    Jawaban: Kita dapat menerapkan ajaran ayat ini dengan:

    • Bersikap hati-hati dan memeriksa fakta sebelum membuat keputusan.
    • Menghargai dan menghormati orang lain, bahkan jika kita tidak setuju dengan mereka.
    • Memprioritaskan nilai-nilai spiritual dan etika di atas keuntungan materi.
    • Menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita dan akan meminta pertanggungjawaban kita atas tindakan kita.

    Post a Comment

    0 Comments